Rabu, 12 Februari 2014

Perencanaan Keuangan

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr Wb
Segala puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya yang telah di limpahkan sejak mencari ide, menyusun , hingga kami dapat menyelesaikan makalah  ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini tidak akan terwujud tanpa ada pengarahan, bimbingan serta kerja sama dari semua pihak yang telah turut membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
sesungguhnya kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, untuk perbaikan dan menyempurnakan makalah ini, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat di harapkan. Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi yang berkepentingan dan khususnya untuk para mahasiswa agar dapat menjadi referensi dalam pengembangan ilmu pengetahuan terutama bagi mahasiswa yang menempuh mata kuliah Manajemen Keuangan.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Penulis
Abdul Gofar









i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................................... ii

BAB I.       PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................................................................... 1
BAB II.      PEMBAHASAN
2.1.    Tinjauan Teori ......................................................................................................................... 2 
2.1.1. Arti Pentingnya perencanaan keuangan .................................................................................... 2
2.1.2. Langkah-langkah Perencanaan Keuangan ................................................................................ 3
2.1.3. Contoh Kasus ........................................................................................................................ 10
BAB III.    KESIMPULAN ............................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 18












ii


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Proses perencanaan merupakan bagian yang terpadu dari pekerjaan manajer keuangan.Oleh karena liabilitas liabilitas jangka panjang dan dana modal saham ditarik hanya sewaktu waktu saja dan dalam jumlah besar,maka penting bagi perusahaan mempunyai taksiran kebutuhan seluruh dana untuk tahun tahun yang akan datang. Jadi berguna sekali untuk menyelidiki ramalan seluruh kebutuhan dana dari perusahaan.
Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen, berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan yang telah ditetapkan bergantung pada perencanaan. Perencanaan keuangan yang dibuat dengan baik dan selaras dengan strategi yang telah ditetapkan akan dapat mengarahkan perusahaan dalam pencapaian tujuannya secara efektif dan efisien. Perencanaan keuangan mencakup kegiatan ramalan keuangan dan pengendalian keuangan. Ramalan keuangan dibuat untuk meramalkan kebutuhan dana tambahan yang diperlukan perusahaan. Dengan mengetahui berapa jumlah dana yang akan diperlukan perusahaan untuk operasi periode mendatang, manajemen keuangan dapat memikirkan cara yang terbaik untuk mendanai kebutuhan tersebut dan pada akhirnya menjadi dasar pengendalian efektif keuangan.
Langkah awal dalam pelaksanaan kegiatan penyusunan perencanaan keuangan adalah peramalan penjualan, yaitu merupakan ramalan unit dan nilai uang penjualan suatu perusahaan. Penyusunan perencanaan keuangan apabila  disajikan dengan benar, maka informasi tersebut akan berguna bagi pihak manajemen perusahaan dalam rangka pengembangan usaha yang dilakukan. Apabila perencanaan keuangan dilakukan secara tepat maka pihak manajemen perusahaan mampu untuk berusaha secara maksimal dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.






1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Tinjauan Teori
2.1.1. Arti Penting Perencanaan Keuangan
Perencanaan merupakan tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan asumsi mengenai gambaran kegiatan yang dilakukan pada waktu yang akan datang dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Perencanaan adalah proses penyusunan tujuan-tujuan perusahaan dan pemilihan tindakan-tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Supriyanto, 1994:4).
Perencanaan keuangan merupakan aspek penting dari operasi dan sumber penghasilan perusahaan karena memberikan petunjuk yang mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengontrol kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuan. Dua aspek penting dalam proses perencanaan keuangan : (1) Perencanaan uang tunai, meliputi persiapan dari penyusunan budget kas perusahaan. (2) Perencanaan laba, perencanaan laba perusahaan yang dibuat dalam bentuk laporan keuangan proforma. Kedua hal tersebut tidak hanya berguna bagi perencanaan keuangan intern tetapi juga dibutuhkan bagi pemberi pinjaman baik sekarang maupun yang akan datang.(Sundjaja dan Barlian, 2003:162)
Perencanaan laba berpusat pada pembuatan laporan proforma. Laporan proforma, merupakan proyeksi laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan rugi laba suatu perusahaan. Dua input yang diperlukan untuk menyusun laporan proforma dengan menggunakan pendekatan yang sederhana yaitu : a) laporan keuangan untuk tahun sebelumnya dan b) ramalan penjualan tahun yang akan datang.
Perencanaan keuangan berhubungan dengan masa depan yang penuh dengan ketidakpastian. Kepala bagian finansial harus selalu mengadakan forecasting (peramalan dan pengiraan) terhadap masa yang akan datang tersebut dengan tepat, yang meliputi perencanaan finansial jangka panjang (long range financial planning) dan perencanaan-perencanaan jangka pendek (short range financial planning). Salah satu keuntungan yang diperoleh dari adanya perencanaan finansial adalah dihindarkannya pemborosan-pemborosan yang diakibatkan oleh adanya aktivitas yang sangat kompleks. (Gitosudarmo dan Basri, 1999:265)

2
2.1.2. Langkah-langkah Perencanaan Keuangan
Langkah-langkah dalam penyusunan rencana (Gitosudarmo dan Basri, 1999:268-269) meliputi :
     a. Langkah pertama dalam merencanakan keuangan adalah merumuskan (formulasi) terhadap tujuan jangka panjang, dapat berupa tujuan untuk dapat tumbuh menjadi perusahaan yang bertingkat nasional atau internasional.
b.   Langkah kedua adalah berupa formulasi dari politik keuangan perusahan.
Formulasi ini akan menjadi pedoman bagi segala kegiatan bisnisnya, dan dalam hal perencanaan keuangan ini sangat diperlukan. Oleh karena dalam hal ini sangat diperlukan adanya  forecasting guna memperkirakan perubahan-perubahan terhadap factor-faktor yang terdapat dalam formulasi rencana keuangan dari bisnis itu.
c.   Langkah ketiga adalah pembentukan prosedur
Dimaksud untuk menciptakan koordinasi yang baik dari setiap aktivitas  yang saling berhubungan, sehingga tidak terjadi bertabrakan, saling lempar tanggung jawab.
d.   Langkah yang terakhir adalah mengusahakan adanya fleksibilitas.
Keadaan ekonomi saat ini berada dalam keadaan dinamis dan selalu meningkat. Oleh karena itu manajemen harus selalu mempersiapkan adanya flesibilitas (keluwesan) di dalam rencana-rencana, terutama recana jangka pendeknya. Vareabel budged adalah salah satu bentuk yang tepat untuk diterapkan.
Menurut Brigham dan Huston, (1999:117) proses perencanaan keuangan dimulai dengan:
1. Ramalan Penjualan
Ramalan penjualan (sales forecast) umumnya  dimulai demgam tinjauan atas penjualan lima atau sepuluh tahun yang lalu, yang biasanya dinyatakan dalam bentuk grafik pertumbuhan penjualan untuk 5 tahun terakhir (Brigham dan Houston, 1999:117). Ramalan penjualan dibuat dengan mencoba mengukur volume penjualan di masa yang akan dating. Pengukuran tersebut dapat dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Pengukuran secara kualitatif biasanya menggunakan metode statistic dan matematik, sedangkan pengukuran secara kualitatif biasanya menggunkan judgement/pendapatan.




3
2.  Peramalan laporan Keuangan, langkah-langkahnya:
a) Meramalkan laporan rugi laba
Laporan rugi laba untuk tahun mendatang diramalkan untuk mendapatkan suatu estimasi atas laba yang dilaporkan dan jumlah laba yang ditahan yang akan dihasilkan   perusahaan selama tahun trsebut. Hal ini memerlukan asumsi-asumsi tentang risiko biaya operasi, tarip pajak, beban bunga dan rasio pembayaran dividen. Dalam kasus yang paling sederhana, dibuat asumsi bahwa biaya akan naik dengan laju yang sma sejalan dengan kenaikan penjualan dalam situasi yang lebih rumut, biaya-biaya tertentu akan diramalkan secara terpisah.  Namun, tujuan utana dari peramalan ini adalah untuk menentukan beberapa banyak laba yang akan diperoleh perusahaan dan tahun untuk diinvestasikan kembali dlam tahun yang diramalkan.

b) Meramalkan neraca
Jika penjualan dinaikkan, maka aktivitasnya harus tumbuh. Karena perusahan beroperasi pada kapasitas yang penuh, maka setiap pos aktivitas harus ditambah jika ingin penjualan yang lebih tinggi untuk dicapai. Lebih banyak kas yang dibutuhkan untuk transaksi, penjualan yang lebih tinggi akan menyebabkan piutang yang lebih besar, persediaan tambahan harus disimpan, dan pabrik serta  peralatan baru harus bitambah.

c) Mendapatkan dan tambahan yang diperlukan
Dana tambahan nyang diperlukan (AFN= Additional Fund Needed) adalah dana yang harus diperoleh perusahaan secara ekternal melalui pinjaman atau dengan menjual saham biasa atau preferen baru.

3.  Bentuk Perencanaan Keuangan
Bentuk-bentuk rencana keuangan dapat secara lengkap dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Neraca
Neraca merupakan laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Menurut Fress dan Warren (1992:25),
neraca adalah: “Suatu daftar aktiva, kewajiban dan modal pemilik perusahaan pada tanggal tertentu yang biasanya pada tanggal terakhir suatu bulan atau tahun”. 

4
Jadi tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun kelender, sehingga neraca sering disebut balance sheet.

2.  Laporan Laba Rugi
Laporan rugi laba merupakan suatu laporan sistematis tentang pendapatan/ hasil usaha, beban, laba perusahaan atau rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Menurut Keiso dan Waygandt (1995:177), perhitungan laba rugi adalah: “Laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu.” Pentingnya perhitungan laba rugi karena beberapa alasan, alasan utamanya adalah bahwa laporan yang membantu mereka dalam meramalkan jumlah, waktu dan ketidak pastian dari arus kas masa depan.

3. Peramalan Penjualan
Peramalan penjualan sangat penting dalam perencanaan dan pengambilan keputusan khususnya di bidang produksi. Selain itu perusahaan dapat mengetahui aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan dikemudian hari seperti perencanaan dan penjadwalan produksi dengan mempertimbangkan kapasitas pabrik atau perencanaan tenaga kerja. Peramalan penjualan adalah suatu usaha untuk meramalkan keadaan di masa yang akan datang melalui pengujian keadaan di masa lalu.
Peramalan (forecasting) penjualan merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Peramalan mempunyai peranan langsung pada peristiwa eksternal yang pada umumnya berada diluar kendali manajemen” (Yamit, 2000:36).
Pada dasarnya peramalan penjualan dapat dibedakan menjadi dua yaitu: peramalan subyektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas perasaan  orang yang menyusunnya. Dalam hal ini pandangan orang yang menyusunnya sangat menentukan baik tidaknya hasil ramalan tersebut. Kedua yaitu peramalan yang obyektif , yaitu peramalan yang didasarkan atas data yang relevan pada masa lalu dengan menggunakan metode-metode dalam penganalisaan tersebut.


5
Menurut Yamit (2000:37): “Metode peramalan permintaan atau penjualan dapat dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif”. Metode kuantitatif dibagi ke dalam deret berkala atau runtun waktu (time series) dan metode kausal, sedangkan metode kualitatif dibagi menjadi metode eksploratoris dan normatif.
Metode kuantitatif sangat beragam dan setiap teknik memiliki sifat, ketepatan dan biaya tertentu yang harus dipertimbangkan dalam memilih metode tersebut. Metode kuantitatif formal didasarkan atas prinsip-prinsip statistik yang memiliki tingkat ketepatan yang tinggi atau dapat meminimumkan kesalahan (error), lebih sistematis, dan lebih populer dalam penggunaannya. Untuk menggunakan metode kuantitatif terdapat tiga kondisi yang harus dipenuhi yaitu meliputi:
-          Tersedia informasi tentang masa lalu.
-          Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik.
-          Diasumsikan bahwa beberapa pola masa lalu akan terus berlanjut.

4. Metode Peramalan Keuangan
Model yang dapat digunakan dalam peramalan keuangan yaitu meliputi :
                       a.                     Metode rasio konstan (constant ratio method)
Metode rasio konstan (constant ratio method) merupakan suatu metode untuk meramalkan laporan keuangan dan kebutuhan keuangan di masa mendatang, dengan asumsi asumsi rasio-rasio keuangan tertentu akan tetap konstan (Brigham dan Houston, 1999:120).
b.  Metode regresi linier
Metode ini mencari hubungan regresi dari variabel dependen (semua pos aktiva dan pasiva yang terkait dengan penjualan) dengan variabel independen (tingkat penjualan) dan menyatakan hubungan tersebut dalam persamaan regresi (Husnan, 1992).
Regresi adalah suatu model matematis yang dapat digunakan untuk mengetahui pola hubungan antara dua variabel atau lebih. Tujuan utama analisis regresi adalah untuk membuat ramalan nilai suatu variabel (variabel dependen) jika nilai variabel lainna (variabel independen) sudah ditentukan (Algifari, 1997 :112).



6
Untuk meramalkan nilai suatu variabel dependen bila variabel independen diketahui digunakan persamaan garis regresi dengan persamaan sebagai berikut :
Y = a + bX
Keterangan :
Y = adalah variabel dependen
a  = adalah intersep (titik potong kurva terhadap sumbu Y)
b  = adalah kemiringan (slope) kurva linier
X  = adalah variabel independen
Berdasarkan persamaan di atas dapat digunakan untuk menaksir nilai Y, jika nilai a, b, dan X diketahui. Nilai a merupakan nilai Y yang dipotong oleh kurva linier pada sumbu vertikal Y (a adalah nilai Y, bila X = 0). Nilai b adalah kemiringan  (slope) kurva linier yang menunjukkan besarnya perubahan nilai Y sebagai akibat perubahan setiap unit nilai X. Besarnya nilai a dan b konstan sepanjang kurva linear.    
Persamaan regresi digunakan untuk meramal nilai pos-pos tersebut untuk masa yang akan datang. Dari sini dapat disusun neraca proforma untuk tahun yang akan datang. Dengan mengurangkan total kewajiban dari total aktiva pada neraca proforma ini, kebutuhan tambahan dana untuk tahun yang akan datang dapat ditentukan. 

c.  Metode prosentase penjualan
Metode prosentase penjualan adalah metode untuk mengembangkan laporan laba rugi proforma yang menyatakan harga pokok penjualan, biaya operasi dan biaya bungan sebagai prosentase dari penjualan yang sudah diproyeksikan (Sundjaja dan Barlian,  2003:173).
Metode ini meramal aktiva dan pasiva untuk periode mendatang sebagai prosentase dari ramalan penjualan. Prosentase yang dipergunakan bisa diambil dari laporan keuangan yang terbaru dari penjualan berjalan (current sales), atau dari perhitungan rata-rata beberapa tahun, atau dari penilaian analis, atau dari kombinasi sumber-sumber tersebut. Setelah ramalan untuk pos-pos yang terkait dengan penjualan didapat, hasil tersebut diterapkan pada formula ,matematis yang telah ditetapkan untuk menentukan kebutuhan dana. Rumus untuk meramal kebutuhan dana menggunakan metode prosentase penjualan sebagai berikut: (Weston dan Copeland,  1992:320).                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                     7
Dana ekstern yang dibutuhkan =


Keterangan :
    = Harta yang bertambah secara spontan sesuai dengan pendapatan   atau penjualan total yang dinyatakan dalam prosentase dari pendapatan (penjualan) total.
    =  Kewajiban yang bertambah secara spontan sesuai dengan pendapatan total yang dinyatakan dalam presen dari pendapatan atau penjualan total.
  =  Perubahan dalam pendapatan atau penjualan total.
       =  Marjin laba terhadap penjualan.
   =   Proyeksi pendapatan untuk tahun itu.
       =   Rasio retensi laba.( laba ditahan )

Metode-metode lain yang dapat digunakan dalam peramalan, antara lain : (Husnan, 1982:113).
1.      Metode diagram pencar atau regresi sederhana.
2.      Metode regresi berganda.
3.      Metode regresi “curviliniear”.
Perbandingan antar metode peramalan:
a.  Metode prosentase penjualan
Metode ini menganggap bahwa rekening-rekening neraca tertentu bervariasi secara langsung dengan penjualan, yaitu bahwa perbandingan rekening-rekening tertentu dengan penjualan adalah konstan.
b.  Metode regresi
Metode ini adalah lebih baik karena rasio aktiva dan kewajiban dengan penjualan tidak dianggap konstan seperti pada metode prosentase penjualan.

5.  Hubungan antara Pertumbuhan Penjualan dan Kebutuhan Keuangan
Makin pesat pertumbuhan penjualan, makin besar pula kebutuhannya akan pembiayaan tambahan. Adapun hubungan tersebut yaitu meliputi:
8
a. Kelayakan keuangan
Pada tingkat pertumbuhan yang rendah, perusahaan tidak membutuhkan pembiayaan eksternal, bahkan kas surplus. Akan tetapi perusahaan tersebut tumbuh lebih pesat maka modal dari sumber eksternal harus diusahakan. Selanjutnya makin cepat tingkat pertumbuhan, makin besar kebutuhan modal.
b. Pengaruh kebijakan dividen terhadap kebutuhan pembiayaan.
Kebijakan pembayaran deviden seperti tercermin pada rasio pembayaran deviden juga mempengaruhi kebutuhan modal eksternal.Makin tinggi rasio pembayaran deviden makin kecil penambahan laba yang ditahan, sehingga makin besar pula modal eksternal yang diperlukan.
c. Kepadatan modal
Jumlah aktiva yang diperlukan untuk setiap dolar penjualan yaitu sering disebut rasio kepadatan modal (capital intensity ratio). Rasio ini berpengaruh besar terhadap kebutuhan modal. Jika rasio kepadatan modal rendah, penjualan bisa tumbuh pesat tanpa terlalu banyak modal dari luar. Akan tetapi jika perusahaan bersangkutan padat modal, pertumbuhan yang kecil sekalipun akan memerlukan sejumlah besar modal dari luar.

d. Marjin laba
Margin laba merupakan determinan penting dalam persamaan kebutuhan modal, makin tinggi margin makin rendah kebutuhan akan dana. Dalam bentuk grafik suatu kenaikan dalam margin menyebabkan garis persamaan kebutuhan modal akan menurun.








                                                                                                                                                         9
2.1.3. Contoh Kasus
1. Hasil Peramalan Penjualan
Sebelum peramalan atas rekening-rekening laporan laba rugi dan neraca, maka terlebih dahulu harus dilakukan peramalan terhadap penjualan. Dalam penyusunan atas peramalan penjualan maka digunakan metode regresi linier, adapun data yang digunakan dalam penyusunan peramalan penjualan tersebut yaitu penjualan tahun 2002 sampai 2006. Berdasarkan hasil laporan keuangan pada perusahaan meubel Lindah Pasuruan, maka dapat diketahui besarnya penjualan yang secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Berdasarkan penjualan bersih tersebut maka dapat diramalkan besarnya jumlah penjualan bersih pada tahun 2007. Untuk mengetahui hasil penjualan bersih tahun 2007 maka sebelumnya disajikan data penjualan bersih tahun 2002 sampai 2006 yang dapat diketahui pada Tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Penjualan Bersih perusahaan meubel Lindah Pasuruan Tahun 2002 Sampai 2006

No.
Tahun
Penjualan Bersih
1
2002
6.954.005.600
2
2003
7.119.978.499
3
2004
7.657.970.661
4
2005
8.101.852.275
5
2006
8.691.867.133
Sumber: Perusahaan Meubel Lindah Pasuruan
Berdasarkan data penjualan tahun 2002 sampai 2006 tersebut maka dapat diketahui besarnya atau jumlah penjualan bersih tahun 2007, dalam penelitian ini metode peramalan penjualan yang digunakan yaitu menggunakan bahwa metode trend linier. Pada analisis trend linier ini, persamaan yang digunakan untuk menganalisa data adalah :
Y = a + bX
Keterangan:
Y = adalah variabel dependen
a = adalah intersep (titik potong kurva terhadap sumbu Y)
b = adalah kemiringan (slope) kurva linier
X = adalah variabel independent
Adapun hasil perhitungan peramalan penjualan dengan menggunakan metode trend linier dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:                                                                           10
Tabel 4.3 Perhitungan Peramalan Penjualan Pada Perusahaan Meubel Lindah Pasuruan Tahun 2007

Tahun
X
Y
X2
X.Y
2002
-2
6.954.005.600
4
-13.908.011.200
2003
-1
7.119.978.499
1
-7.119.978.499
2004
0
7.657.970.661
0
0
2005
1
8.101.852.275
4
8.101.852.275
2006
2
1
17.383.734.266
S
0
38.525.674.168
10
Sumber: Perusahaan Meubel Lindah Pasuruan
Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat diketahui hasil ramalan penjualan untuk tahun 2007 adalah sebagai berikut :
Nilai koefisien a dan b diperoleh dari persamaan:
 dan
     dan 
a = 7.705.134.834                           b =  445.759.684

Dari hasil koefisien a dan b maka kalau dimasukkan ke dalam persamaan yaitu sebagai berikut:
Y    =  7.705.134.834 +  445.759.684 (x)
            =  7.705.134.834 + 445.759.684 (3)
=  Rp 9.042.413.886
Berdasarkan persamaaan di atas maka dapat diperoleh peramalan tingkat penjualan dengan menggunakan metode trend linier pada Perusahaan Meubel Lindah Pasuruan pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp 9.042.413.886,00
2. Hasil Perhitungan Tingkat Pertumbuhan Penjualan
 Berdasarkan hasil estimasi nilai penjualan pada tahun 2007 tersebut, maka besarnya tingkat pertumbuhan penjualan (g) pada tahun tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus: (nilai penjualan estimasi tahun 2007-nilai penjualan realisasi tahun 2006/ (nilai realisasi tahun 2006). Adapun secara sistematis persamaan yang digunakan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan penjualan yaitu:                                                          11
Gst = x 100%
Gst = Tingkat Pertumbuhan Penjualan
St      = Penjualan pada tahun t
St-1   = Penjualan pada tahun t-1
Berdasarkan rumus tingkat penjualan di atas maka dapat diketahui tingkat pertumbuhan penjualan tahun 2002 sampai 2007. Hasil analisis pertumbuhan tingkat penjualan pada Perusahaan Meubel Lindah Pasuruan maka secara lengkap dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:


Tabel 4.4. Pertumbuhan Penjualan Pada  PerusahaaMeubel Lindah Pasuruan Tahun 2002 Sampai 2007 (Persen)
                                                                            
No
Tahun
Pertumbuhan Penjualan
1
2002
1,73%
2
2003
2,39%
3
2004
7,56%
4
2005
5,80%
5
2006
7,28%
6
2007
                     4,03%
Sumber: Data Diolah, 2006
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat adanya peningkatan pertumbuhan penjualan yaitu untuk tahun 2002 sebesar 1,73%, tahun 2003 naik sebesar 0,653% menjadi 2,39% pada tahun 2003, tahun 2004 sebesar 7,56% dan mengalami peningkatan sebesar 5,169% menjadi sebesar 7,56% pada tahun 2004. Pertumbuhan penjualan mengalami penurunan sebesar 1,79% pada tahun 2005 apabila dibandingkan dengan tahun 2006 sebesar 7,28% sedangkan pada tahun 2007 terjadi penurunan sebesar 3,25% menjadi sebesar 4,03% pada tahun 2007. Berdasarkan hasil tersebut membuktikan bahwa dalam kurun waktu tahun 2002 sampai 2007 jumlah permintaan konsumen terhadap produk mengalami berfluktuasi dan pada akhirnya menurunkan volume penjualan pada tahun 2007, sedangkan pada sisi yang lain terjadinya persaingan dari perusahaan lain yang memproduksi produk sejenis.
12
3. Tabulasi Laporan Laba Rugi
Langkah pertama penerapan metode peramalan laporan keuangan adalah meramalkan laporan laba rugi. Dengan tingkat pertumbuhan penjualan sebesar 4,03% maka menurut metode rasio konstan, rekening beban pokok penjualan dan beban usaha akan meningkat sebesar tingkat pertumbuhan penjualan tersebut.
Pajak tahun berjalan besarnya rupiahnya akan mengalami perubahan, tetapi besarnya perubahan tidak sama dengan dengan besarnya tingkat pertumbuhan penjualan. Beban pajak dihitung dengan mengalikan antara laba sebelum manfaat (beban) pajak dengan tingkat atau tarif pajak. Tarif pajak yang diberlakukan dengan ketentuan perpajakan yaitu:
Laba kena pajak                                                                 Tarif Pajak
Sampai dengan           Rp 25.000.000,00                                 10%
Rp 25.000.000,00 s/d Rp 50.000.000,00                                 15%
Di atas Rp 25.000.000,00                                                        30%
Rekening-rekening lain yang diasumsikan mengalami perubahan sebesar tingkat pertumbuhan penjualan rekening rugi (laba). Perubahan rekening yang terakhir adalah pembayaran deviden. Untuk mengetahui pengalokasian atas tingkat pertumbuhan penjualan sebesar 4,03% maka menurut metode rasio konstan pada laporan laba rugi perusahaan maka secara lengkap dapat dilihat pada tabel 4.5. Pada tabel 4.5 dapat diketahui atas alokasi besarnya tingkat pertumbuhan penjualan pada setiap rekening laba rugi yaitu meliputi penjualan bersih, beban pokok penjualan dan biaya operasional. Hal itu dikarenakan pada keempat rekening tersebut secara langsung berpengaruh terhadap pertumbuhan penjualan, sedangkan untuk rekening yang lain bersifat konstan seperti pada tahun sebelumnya.
Tabel 4.5. Laporan Laba Rugi Aktual Tahun 2006 dan Proyeksi Tahun 2007 Pada  Perusahaan Meubel Lindah Pasuruan.

Rekening
(1)
Aktual 2006
(2)
Dasar Ramalan1
(3)
Ramalan 20072
(4)
Penjualan Tunai
Penjualan Kredit
Total Penjualan
3.952.500.760
4.739.366.373
8.691.867.133


x 1,040


9.039.541.818
HPP
7.065.023.670
x 1,040
7.347.624.617
Laba/Rugi Kotor
1.626.843.463

1.691.917.202
Biaya Operasional



Gaji
314451413
x 1,040
327.029.470
Telepon dan Listrik
50.715.000
x 1,040
52.743.600
Biaya alat tulis kantor
10.210.400
x 1,040
10.618.816
Biaya Promosi
21.560.600
x 1,040
22.423.024
Biaya Pengembangan SDM
25.712.500
x 1,040
26.741.000
Biaya Penyusutan Bangunan
182.554.650
-
182.554.650
Biaya Penyusutan mesin
73.331.575
-
73.331.575
Biaya penyusutan peralatan kantor
12.671.930
-
12.671.930
Biaya penyusutan kendaraan
198.713.390
-
198.713.390
Jumlah Biaya operasional
889.921.458

906.827.455
Biaya Bunga
31.835.420

31.835.420
Total
921.756.879

938.662.875
Laba Operasi
705.086.584

753.254.327
Pajak
194.025.975

208.476.298
Laba Bersih
511.060.609

544.778.029
          Sumber : Data Diolah, 2006

4. Tabulasi Neraca
Langkah kedua penerapan metode peramalan laporan keuangan adalah meramal neraca. Dalam peramalan neraca ini, rekening-rekening yang diasumsikan mengalami peningkatan sebesar tingkat pertumbuhan penjualan meliputi:
-          Seluruh rekening aktiva yang terdapat pada aktiva lancar.
-          Seluruh rekening yang ada dalam aktiva tidak lancar.
-          Seluruh rekening yang terdapat pada kewajiban lancar.
-          Kewajiban pajak tangguhan-bersih dan estimasi kewajiban imbalan kerja.
Rekening-rekening yang diasumsikan mengalami peningkatan yang tidak sama dengan besarnya tingkat pertumbuhan penjualan yaitu meliputi:
1.      Hutang bank
2.      Modal sendiri
Besarnya tambahan dana dari pinjaman jangka panjang didasarkan pada besarnya kekurangan pasiva total dari aktiva totalnya. Dana yang diperlukan ini disebut dengan dana tambahan yang diperlukan (AFN). Untuk besarnya laba ditahan, perhitungannya dilakukan dengan cara mengurangkan besarnya deviden total dari laba bersih perusahaan. Hasil ini dapat langsung diperoleh dari hasil perhitungan pada analisis peramalan laporan laba rugi tahun 2007.
5.  AFN (Additional Fund Needed)                                                                                    14
Langkah terakhir penerapan metode peramalan laporan keuangan adalah mendapatkan dana tambahan yang diperlukan. Setelah ramalan neraca dibuat dan alokasi besarnya dana yang dibutuhkan ditentukan, maka perusahaan tinggal mencari sumber pembelanjaan dan waktu yang tepat. Dengan ketepatan ini diharapkan akan menghasilkan biaya modal yang relatif rendah.
Berdasarkan hasil perhitungan maka dapat diketahui besarnya dana tambahan yang diperlukan (AFN) yang diperlukan oleh Perusahaan Meubel Lindah Pasuruan pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp 360.222.468,00. Untuk melakukan proporsi atas tambahan dana yang diperlukan diasumsikan proporsinya seperti pada periode-periodenya, maka secara lengkap dapat dihitung sebagai berikut:
1.      Hutang bank                                                           Rp     1591771049
2.      Modal Sendiri                                                        Rp     3907428031
3.      Jumlah                                                                    Rp     5.499.199.080
Berdasarkan jumlah aktual pada masing-masing rekening tersebut maka dapat dilakukan proporsi atas besarnya dana tambahan yang diperlukan (AFN) yang diperlukan untuk masing-masing rekening, yaitu dengan membagi jumlah masing-masing rekening dengan total rekening yang ada dan dikalikan dengan dana tambahan yang diperlukan (AFN). Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa besarnya dana tambahan yang diperlukan (AFN) pada masing-masing rekening yaitu dapat diuraikan sebagai berikut:
1.      Hutang bank                                               Rp     11.502.865
2.      Modal sendiri                                             Rp     28.244.424
3.      Jumlah                                                        Rp      39.747.289
Adapun secara lengkap prosedur peramalan neraca pada Perusahaan Meubel Lindah Pasuruan Tahun 2007 dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut:

Tabel 4.6. Neraca Aktual Tahun 2006 dan Proyeksi Tahun 2007 Pada  Perusahaan Meubel Lindah Pasuruan.Pada  PT. Siantar Top, Tbk.2005
Rekening
(1)
Aktual 2006
(2)
(1+g)
(3)
Angka Pertama
(4)
AFN
(5)
Angka Kedua
(6)
Aktiva





Aktiva Lancar





Kas
1.760.550.600
x 1,040
1.830.972.624
   
1.830.972.624
Piutang
1.225.600.500
x 1,040
1.274.624.520
1.274.624.520
Persediaan bahan baku
712.430.500
x 1,040
740.927.720

740.927.720
Persediaan barang jadi
612.340.560
x 1,040
636.834.182
636.834.182
Persediaan barang dalam proses
487.430.500
x 1,040
506.927.720
506.927.720
Asuransi di bayar dimuka
169.500.700
x 1,040
176.280.728
176.280.728
Total Aktiva Lancar
4.967.853.360

5.166.567.494
5.166.567.494
Aktiva tetap





Tanah
1572482000
x 1,040
1.635.381.280
1.635.381.280
Bangunan
1.825.546.500
x 1,040
1.898.568.360
1.898.568.360
Akumulasi Penyusutan bangunan
(1.095.327.900)

(1.277.882.550)

(1.277.882.550)
Mesin
733.315.745
x 1,040
762.648.375
762.648.375
Akumulasi penyusutan mesin
(439.989.450)

(513.321.025)

(513.321.025)
Peralatan kantor
126.719.301
x 1,040
131.788.073
131.788.073
Akumulasi penyusutan kantor
(76.031.580)

(88.703.510)

(88.703.510)
Kendaraan
2.980.700.850
x 1,040
3.099.928.884
3.099.928.884
Akumulasi penyusutan kendaraan
(1.589.707.120)

(1.788.420.510)

(1.788.420.510)
Jumlah aktiva tetap
4.037.708.346
x 1,040
4.037.394.397
4.037.394.397






Total Aktiva
9.005.561.706

9.203.961.891
9.203.961.891
Pasiva





Pasiva Lancar





Hutang dagang
1.956.961.793
x 1,040
2.035.240.265
2.035.240.265
Hutang Bank
1.591.771.049


1.591.771.049

+ 11.502.865

1.603.273.914
Jumlah Pasiva Lancar
3.548.732.842

3.627.011.314

3.638.514.179
Pasiva Jangka Panjang
1.498.300.000
x 1,040
1.558.232.000
1.558.232.000
Total
5047032842

5.185.243.314

5.196.746.179
Modal





Modal sendiri
3447468255


3447468.255

+ 28.244.424

3.475.712.679
Laba ditahan
511060609
x 1,040
531503.033

531.503.033
Jumlah
3958528864

3978971.288

4.007.215.712
Total Pasiva
9.005.561.706

9164214.602
+39.747.289
9.203.961.891
       Sumber: Data Diolah, 2006
















                                                                                                                                                            17
BAB III
KESIMPULAN
       Dari uraian dan contoh kasus diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa perencanaan keuangan sangat penting bagi setiap perusahaan,untuk menyusun rencana keuangan seberapa besar dana yang harus dikeluarkan,terutama pihak manajemen apabila perencanaan keuangan disajikan dengan baik dan benar tentunya peramalan keuangan untuk jangka waktu yang akan datang akan terlaksana dengan baik pula.

DAFTAR PUSTAKA
    Brigham & Houston, 1999, Manajemen Keuangan, Buku Kedua, Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta.

   Gitosudarmo dan Basri, 1992, Manajemen Keuangan, Edisi Ketiga, Penerbit BPFE Yogyakarta.

   Hanafi, Mamduh, M & Halim, Abdul, 2000, Analisa Laporan Keuangan. UPP AMD YKPN, Yogjakarta.

   Indriantoro dan Supomo, 2002, Metodologi Penelitian Bisinis Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

   Kieso & Weygandt, 1995, Akuntansi Intermediate, Edisi Ketutuh, Jilid Pertama, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

   Munawir, S. 1992, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat. Liberty. Yogyakarta.

   Riyanto, Bambang. 1995. Dasar Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Universitas Gajah Mada Jogjakarta.
  
   Prof.Dr.dermawan Sjahrial,MM Pengantar Manajemen Keuangan Edisi ke 4. Penerbit     
            Mitra wacana Media 2012









18